Kamis, 11 November 2010

Keluarga Mahasiswa Syamsul Ulum Membedah Nilai-Nilai Perjuangan KH Ahmad Sanusi


Kota Sukabumi. Ahmad Sanusi adalah tokoh  Al Ittihadiat al-Islamiyah yang saat ini menjadi Ormas Islam Persatuan Ummat Islam (PUI). Beliau dilahirkan di Kewedanan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat pada 1888, dan wafat di Pesantren Gunung Puyuh, Sukabumi pada 1950. Ada pula yang menyebutkan, beliau dilahirkan pada 18 September 1889 Masehi, atau bertepatan dengan 3 Muharram 1306 H. Ayahnya KH Abdurrahim adalah tokoh masyarakat dan pengasuh Pesantren Cantayan di Sukabumi. ungkap Drs.KH Muhktar Ubaidillah Gzozali selaku pembicara dalam acara "Refleksi Hari Pahlawan 10 November 2010 membedah Nilai-Nilai Perjuangan K.H Ahmad Sanusi" di kampus STAI/STISIP Syamsul Ulum Sukabumi (11/11/2010),
Menurut K.H Muhktar yang juga pengajar di Pesantren Syamsul Ulum ini, "K.H Ahmad Sanusi Sejak kecil beliau belajar ilmu agama dari ayahnya sampai ia berusia lima belas tahun. Selanjutnya, ia belajar ke beberapa pondok pesantren di Jawa Barat selama kurang lebih enam tahun. Setelah menamatkan pendidikannya di pondok pesantren, Ahmad Sanusi memutuskan kembali ke kampung halamannya untuk membantu mengajar di pesantren ayahnya.Menjelang kemerdekaan Republik Indonesia, KH Ahmad Sanusi tercatat sebagai anggota panitia Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai, atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Namun, hal itu tak berlangsung lama. Namanya dicoret dari keanggotaan BPUPKI karena dianggap terlalu memihak Islam. Hal itu dilakukannya dengan tujuan agar kelak Indonesia merdeka menjalankan peraturan yang berdasarkan syariat Islam" terangnya.
Sedangkan menurut Presiden Mahasiswa Syamsul Ulum Rahmatullah, "kami menggagas kegiatan ini sebagai bentuk ta'zim kami kepada pendiri Pondok pesantren Syamsul Ulum yang saat ini menjadi tempat belajar kami", karena semua orang tahu bahwa Setelah proklamasi kemerdekaan, nama KH Ahmad Sanusi tercatat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Saat pusat pemerintah dipindahkan ke Yogyakarta, KH Ahmad Sanusi juga turut serta pindah ke sana, pada 1950, beliau berpulang ke hadirat Ilahi. Pemerintah Indonesia mengakui jasa-jasanya sebagai seorang pendiri Republik Indonesia dengan menganugerahkan Bintang Maha Putera Utama kepada Almarhum, walaupun kegiatan ini mendadak tapi tidak mengurangi rasa bangga kami terhadap pendiri Syamsul Ulum sebagai Pahlawan Nasional Indonesia yang dinobatkan kemaren 10 November. acara ini dilaksanakan pada sore hari karena akan dilangsungkan pada malam ini dengan berziarah ke Makamnya serta tasyakuran. tamban Rahmat.
 
 
*RDH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar