Minggu, 31 Oktober 2010
Pilihan Hidup Seorang Aktivis
Lelaki/Perempuanku yang kucintai adalah penggerak laju REVOLUSI
Lelaki/perempuan yang mencintaiku harus tahu bagaimana mengoyak-ngoyak tabir
atau daging
Paham-menyelam ke kedalaman mataku
Dan tahu bahwa dalam diriku terlena sandaran
Bagi kemesraan, layaknya burung srigunting yang tembus pandang.
Lelaki/perempuan yang mencintaiku
Tak akan mengkukuhiku layaknya barang dagangan
Tak juga memamerkanku bak piala olahraga
Ia akan tegak di sampingku
Mencintaiku layaknya aku mencintainya dan kukuh di sampingnya
Lelaki/perempuan yang mencintaiku
Akan kuat bagai pohon-pohon ceibo
Kukuh dan merindangi sebagaimana adanya,
Jernih layaknya pagi di bulan Desember.
Lelaki/perempuan yang mencintaiku
Tak akan mencurigai senyumku
Tak juga khawatir akan ketebalan rambutku.
Ia akan takzim pada kesedihan, kesunyian.
Dan dengan khusuk, ia akan mencumbu perutku,
Layaknya memainkan gitar, membiramakan masalah yang menyenangkan dari
badanku yang sedang lena
Lelaki/perempuan yang mencintaiku
Mampu mengungkapkan bahwa aku bisa
Menjadi tilam tempat ia melepas lelah dan kurawat
Seorang kawan dengannya aku bisa membagi rahasia-rahasia keintiman.
Danau tempat mengambang,
Tanpa takut jangkar komitmennya
Akan menghalangi pesawat
Atau mengharuskannya menjadi burung.
Lelaki/perempuan yang mencintaiku
Mampu menulis sajak hidupnya
Menatanya setiap hari
Dengan ketakziman akan masa depannya.
Tapi di atas segalanya
Lelaki/perempuan yang mencintaiku haruslah menyayangi rakyat
Bukan dalam berbagai kategori abstrak
Yang dibualkan dengan hati-hati
Tapi sesuatu yang nyata, kongkrit
Untuk siapa seseorang menunjukkan kecintaannya dengan tindakan
Menyerahkan hidupnya bila perlu
Lelaki/perempuan yang mencintaiku
Akan mengenali wajahku di tengah medan perang
Dan dengan lutut menekuk ke tanah
ia akan mencintaiku
Apalagi saat kami berdua sama-sama menembaki musuh.
Lelaki/perempuan cintaku
Tak akan gentar menyerahkan hidupnya
Tak akan takut mendapatkan dirinya dalam gempuran yang tak terpahami.
Di plaza yang sesak kerumunan akbar,
Ia mampu berteriak “Aku mencintai kau”
Atau, di atap gedung, tanpa tedeng aling-aling mendeklarasikan
Proklamasi haknya untuk merasakan
Emosi yang paling indah dan manusiawi.
Lelaki/perempuan cintaku
Tak akan menghindari dapur
Tak juga popok anak-anak kita
Cintanya akan seperti angin yang menyejukkan
Menyingkirkan awan impian dan
Kesalahan masa lalu, yang berabad memisahkan kami,
Dengan keindahannya masing-masing.
Lelaki/perempuan cintaku
Tak akan mencetakku dan menstandarisasiku
Ia akan menyuguhkanku hawa, ruang
Mengharainya agar tumbuh dan berkembang
Layaknya REVOLUSI
Yang memekarkan setiap hari yang baru
Dengan awal satu KEMENANGAN BARU.
(Ginconda Belli)
Gionconda Belli adalah penyair perempuan Nikaragua, mantan gerilyawati Sandinista.
(Catatan dua perempuan pemberontak yg setia melawan kuasa TIRANI: Djenar Maesa Ayu dan Windha Desiawati)
"KESETARAAN BUKAN SEKEDAR KATA-KATA!!!"
Pemutaran Film Sang Pencerah di kampus UMMI
Sebuah Persembahan dari Hanung Bramantio yang menceritakan Seorang tokoh Bangsa yang membawa Perubahan di tengah kehidupan umat, KinI Akan tayang Di Kampus Universitas Muhammadiyah sukabumi (UMMI,
Film Sang Pencerah, sebuah film yang mengisahkan perjuangan hidup KH Ahmad Dahlan sampai berhasil mendirikan organisasi Muhamadiyah. Sang Pencerah sebuah film sejarah yang dibintangi aktor dan artis Indonesia yang kawakan seperti Slamet Rahardja, Sudjiwo Tedjo, Lukman Sardi, Ikranegara, Zaskia Mecca, Giring Nidji, Yati Surachman dan Muhammad Ihsan Tarore. Film Sang Pencerah yang menghabiskan dana Rp. 12 Miliar ini tayangan perdana serentak pada hari Rabu (8/9) dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri.
“Saya dan teman-teman kader (IMM- Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah Sukabumi) berharap dengan adanya pemutaran film ini menjadi inspirasi dalam gerakan sosial bagi semua Mahasiswa UMMI dan Kader Muhammdiyah di Sukabumi khususnya dan umumnya Masyarakat Indonesia” kata Selpi Setyadi, Presiden BEM UMMI
“Ini akan semakin mencerahkan warga Muhamadiyah dan tentunya juga pencerahan bagi bangsa,” katanya seraya mengimbau seluruh warga Muhamadiyah Sukabumi mendukung dengan menonton film Sang Pencerah ini di kampus UMMI yang akan dilaksanakan mulai dari tanggal 31 Nov - 5 Des 2010. dengan harga tiket yang sangat murah, Umum Rp.15000 Peljar/ mahasiswa Rp. 10.000 dgn mnunjukan identitasnya.... Shift 1 Pukul 10.00 Sd 12.00Shift 2 Pukul 13.00 sd 15.00ng shift 3 pukul 16.00 sd 18.00Shift 4 pukul 19.00 sd 21.00
Sang Pencerah mengungkap perjuangan pendiri organisasi Muhammadiyah, yang kini dikenal sebagai organisasi keagamaan modern dan sangat berpengaruh di Tanah Air. Dalam perjalanan jati dirinya dia keluar dari pakem tradisi keulamaan pada masanya, sehingga kemudian dikenal sebagai sosok kontroversial.
Dalam usianya yang baru 21 tahun, pemuda Ahmad Dahlan telah membuat perubahan besar meski untuk itu menimbulkan keguncangan di kalangan santri dan ulama lain.
Dia sempat dituduh kafir karena mengubah arah kiblat sesuai arah kompas, membangun sekolah menggunakan bangku dan kursi seperti Belanda dan dekat dengan tokoh budaya Jawa, Budi Utomo. Sebuah film yang layak untuk ditonton, Film Sang Pencerah.
Semoga dengan adanya Film Sang Pencerah yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini mampu memberikan pencerahan bagi kita semua. Satu hal berkaitan dengan pesan dari KH Ahmad Dahlan yang dari kecil hingga sekarang masih tersimpan di benak saya adalah:
Hidup-hidupkanlan Muhammadiyah,
tapi jangan mencari hidup dari Muhammadiyah.harap Selpi.
(Rozak Daud)
Langganan:
Postingan (Atom)